Review - Buku Sarihati: Kumpulan Puisi Refleksi
Lagi cari rekomendasi buku kumpulan puisi yang berisi refleksi kehidupan? Kalau iya, buku Sarihati wajib kamu baca. Simak reviewnya di artikel ini!
11/30/20253 min read


“Adakah manusia menyadari
Nikmat dari berdiam diri?
Sungguh, tiada hal yang lebih cerdas
Daripada mengingat mati”
–Arby Rahmat
Bagi pecinta karya sastra, buku kumpulan puisi adalah bacaan wajib. Begitu pula denganku. Aku pribadi sangat suka membaca buku puisi.
Di Indonesia, banyak sekali karya puisi yang sudah terbit. Mulai dari karya lawas dan terkenal seperti Hujan Bulan Juni, hingga karya-karya penulis pemula. Belakangan juga mulai banyak buku kumpulan puisi hasil event nulis bareng—aku yakin kamu juga tahu itu.
Meski sudah banyak orang yang tertarik dengan jenis karya sastra ini, aku rasa, masih sedikit buku puisi yang berisi tentang refleksi kehidupan. Apalagi, jika dipadukan dengan unsur religi.
Namun, ternyata ada lho, satu buku puisi yang berhasil memadukan kedua hal tersebut. “Memangnya ada? Apa judulnya?” Buku Sarihati yang akan kita bahas kali ini!
Identitas Buku
Judul : Sarihati
Penulis : Arby Rahmat
Penerbit : CV Detak Pustaka
Tahun Terbit : 2025
ISBN : 9-786347-044839
Ukuran : x + 119 halaman, 14 x 20 cm
Harga : Rp 96.000 (Softcover)
Keterangan : Hardcover & Softcover
Link Beli : Cek di sini
Awal Aku Kenal Buku Sarihati
Sebenarnya, aku sudah tahu buku ini dari masa awal terbitnya. Sekitar bulan Maret atau April. Soalnya aku lihat di postingan penerbit Detak Pustaka. Kebetulan, aku juga bergabung di komunitasnya.
Jujur, waktu itu sebenarnya aku sudah tertarik dan sangat ingin membeli buku ini. Hanya saja, momentum kurang pas. Sebab aku sementara urus ini itu untuk masuk kuliah dan pindah ke Papua.
Setelah menetap di Papua, aku memutuskan untuk mengecek lagi buku tersebut dan malah berpikir untuk tidak jadi membelinya. “Lah, kenapa?” Karena ternyata harga ongkir dari Lamongan ke sini itu mahal banget. Bahkan, lebih mahal dari harga bukunya.
Hingga 17 Mei 2025, Detak Pustaka mengadakan writing class dan mengundang Arby Rahmat sebagai pemateri. Yup! Penulis yang sangat ingin kubaca karyanya.
Aku masih ingat betul tajuk sharing hari itu. “Menulis dengan Hati: Dari Ide Sehari-Hari Menjadi Karya Abadi”. Sebab, sharing tersebut berhasil mendorongku untuk menerbitkan buku Teruntuk Laut—segera hadir akhir tahun ini.
Pada akhir sharing, Kak Arby mengadakan kuis. Siapa yang sangka, aku berhasil menjadi orang pertama yang menjawab dengan tepat. Sebagai hadiah, beliau memberikanku buku Sarihati dengan cuma-cuma!
Kesan Pertama
Mewah! Itulah kata pertama yang terbesit di pikiranku saat membuka paketnya.
Covernya itu sederhana dengan warna marun–coklat. Tak ada ilustrasi ataupun gambar yang mencolok. Cukup polos, tapi itulah mengapa aku menganggapnya mewah.
Menurutku, sampul yang dipilih benar-benar mengandung makna. Penggunaan font pada tulisan judul mewakili unsur religi.
Warna latar menggambarkan ketahanan, kekuatan, dan kesederhanaan. Sementara, garis-garis lengkung samar seakan gambaran lika-liku kehidupan.
Buku Sarihati yang Kak Arby kirimkan adalah versi hardcover. Saat aku cek di toko online, tersedia juga soft covernya.
Cuplikan Isi
Terdapat 51 puisi reflektif yang disajikan dalam buku Sarihati ini. Kak Arby mengangkat pesan moral dan rumah tangga dengan balutan unsur agama. Puisi-puisi tersebut dibagi menjadi 3 bab, yaitu Kenormalan Baru, Safar, dan Sarihati.
Refleksi yang paling aku gemari terdapat pada puisi Karier halaman 69.
Karier
Seorang berlari cepat
Melompat-lompat
Merangkak
Sebagian jalan di tempat
Banyak yang minggat tanpa pegangan
Tersesat
Buta arah
Atau dipaksa hengkang tanpa pemberitahuan
Padahal tiap pagi menggantung diri
Dari berbagai macam transportasi publik
Malamnya berdiri dengan sesak
Atau duduk di anak tangga
Tercemar bau badan
Sementara yang di jalan
Tercemar polusi yang menyengat
Dia yang seumuran telah mendahului
Mungkin aku yang terlalu percaya diri dahulu
Hingga sekarang menjadi tidak sesuai prediksi
Tapi, lihat saja nanti
Semua masih berjalan
Hanya berharap selalu sehat
Beberapa puisi juga terasa seperti tamparan atas realitas. Contohnya kutipan puisi Takdir di halaman 5.
…
Membuat murung jiwa yang terkurung
Dalam raga yang tak berdaya
Kadang Tuhan dinomorduakan
Demi dengar pendapat manusia
Obat penenang sementara
…
Puisi tersebut menyajikan pesan mendalam dengan bahasa yang sederhana. Bahwa terkadang saat menemui masalah, manusia lupa dengan kehadiran Tuhan dan menghardik ketetapannya.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Sarihati
Setelah dua kali membaca buku ini, aku menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan:
Tersedia hard dan soft cover
Setiap puisi memiliki petikan ilmu yang berisi ayat, hadist, dan kisah teladan
Terdapat ilustrasi tiap bab
Bahasa yang digunakan ringan
Kekurangan:
Bahasanya masih terlalu sederhana untuk puisi
Banyak puisi yang terlalu personal, sehingga sulit dipahami pembaca
Apakah Buku Sarihati Recommended untuk Dibaca?
Menurutku, buku ini cukup recommended. Apalagi kalau kamu ingin membaca buku puisi ringan dengan berbagai renungan dan pesan moral. Selain itu, karena buku ini berisi kumpulan puisi, jadi bisa dibaca sebagai selingan saat beristirahat.
Rating: 7.6/10.
Kontak
Hubungi aku untuk layanan dan kerja sama
© 2025. All rights reserved.
zaski.zzt@gmail.com
+62 812-4381-8024
@zaskiatsamara_